Daerah Ampel Gading yang masih termasuk wilayah Kabupaten Malang punya sebuah situs bersejarah, yaitu Candi Jawar Ombo. Candi tunggal ini berlokasi di Pedukuhan Kaliputih, Desa Muliosari. Jaraknya sekitar 32 kilometer dari pusat kota Malang.
Belum Banyak Fakta Sejarah yang Terungkap
Terletak jauh dari keramaian, berdiri sebuah situs Candi Jawar Ombo, pertama kali ditemukan penduduk setempat tahun 1983 dalam kondisi masih terpendam tanah. Hingga kini candi Jawar Ombo masih penuh dengan misteri lantaran belum banyak kajian sejarah yang terungkap darinya.
Peninggalan Purbakala Bernilai Estetika
Sebagai sebuah peninggalan purbakala, bangunan candi jawar Ombo menyimpan nilai estetika yang tinggi. Candi yang menghadap ke arah Gunung Semeru ini, memiliki alas berbentuk bujur sangkar berukuran 6×6 meter dan tinggi 60 sentimeter. Lantai alas candi terdapat empat umpak batu yang lubang pada bagian tengah. Dilihat dari bentuknya, ini diperkirakan sebagai tempat berdirinya tiang kayu dengan atap rumbia atau ijuk.
Kaki candi Jawar Ombo berupa pelipit setengah lingkaran dan segi empat. Sisi alas candi dihiasi dengan relief teratai, pilaster dan tapak dara. Sisi bangunan candi berhiaskan lima teratai, empat tapak dara dan sepuluh pilater yang ditempatkan berselang-seling. Pahatan sosok manusia pun ditemukan pada sisi bangunan ini. Relief yang dipahat terlihat seperti wayang, dan menyerupai gaya pahatan pada relief-relief candi Majapahit.
Pintu masuk candi terdapat arca batu yang memegang gada yang diperkirakan sebagai Dwarapala, mengingat gada merupakan ciri paling khas dari arca Dwarapala.
Arca Dwarapala merupakan arca yang umumnya ada di setiap candi. Pasalnya, Dwarapala merupakan arca penjaga gerbang atau pintu dalam ajaran Syiwa dan Budha. Penamaan Dwarapala sendiri diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti pengawal pintu atau penjaga gerbang.
Masih Jarang Dikunjungi
Karena namanya masih jarang didengar, Candi Jawar Ombo pun masih kurang populer di antara pelancong. Apalagi karena area sekitar candi juga belum dikelola secara komersil. Jadi jumlah pengunjungnya pun tidak sebanyak situs candi lain di Malang. Misalnya Sumberawan, Singosari, Jago, atau Songgoriti yang sekitarnya sudah menjadi kawasan wisata pemandian air panas.