Bagi kamu marketer dan pelaku bisnis, ada satu hal yang perlu kamu waspadai, yaitu Vanity Metrics. Pasalnya, vanity metrics bisa menipumu, walaupun menyajikan hal-hal yang bikin kamu bangga. Kalau kamu belum tahu apa itu vanity metrics, janganlah khawatir karena kami akan menjelaskannya di artikel ini. Tak hanya itu, kami pun juga akan memberitahu apa hal lain yang perlu diperhatikan ketimbang vanity metrics. Semua penjelasan itu bisa kamu simak langsung di bawah ini!
Apa Itu Vanity Metrics?
Secara sederhana, vanity metrics adalah semua data yang membuat kita merasa cepat puas ataupun bangga. Padahal, data tersebut bersifat menipu dan tidak membantu kita dalam mengambil keputusan penting dalam bisnis. Data satu ini biasanya muncul pada konten website yang tiba-tiba viral tanpa sebab. Saat suatu konten viral, biasanya konten tersebut akan memunculkan grafik yang naik secara drastis. Sayangnya, grafik yang ditampilkan bersifat sementara, karena beberapa hari setelahnya grafik akan menurun drastis dan kembali seperti biasa. Hal itu tentu membuat marketer dan pelaku bisnis merasa bingung dan sulit memakai grafik tersebut sebagai landasan keputusan mereka.
Lantas, Apa yang Lebih Penting untuk Diperhatikan?
Ketimbang vanity metric, para marketer dan pelaku bisnis lebih baik memerhatikan hal lain yang jauh lebih penting, yaitu KPI atau data yang actionable. Data semacam ini bisa didapatkan lewat sejumlah tool, salah satunya Google Analytics. Kamu pun juga bisa memakai data ini sebagai salah satu bahan pengambilan keputusan. Selain lewat tool, KPI juga wajib ditentukan berdasarkan dua indikator, yaitu business goal dan marketing goal.
Business Goal
Berdasarkan indikator ini, KPI harus bisa memenuhi goal suatu bisnis yang telah dibuat sebelumnya. KPI yang dibuat berdasarkan indikator ini biasanya tak hanya berkaitan dengan goal bisnis, melainkan juga terkait dengan ROI, revenue, dan customer. KPI tersebut juga bisa menurunkan sejumlah metrics, beberapa di antaranya adalah:
- Number of Leads.
- Monthly Revenue.
- Return of Investment.
- Customer Lifetime Value.
Marketing Goal
Berdasarkan indikator ini, KPI harus bisa menggambarkan hasil campaign marketing yang tengah dijalankan suatu bisnis. Nantinya, KPI dari indikator ini bisa menghasilkan metrics yang bisa di-track menjadi:
- A/B Test Results.
- Conversion Rate.
- Funnel Drop Off Rate.
Kesimpulan
Bagi kamu pelaku bisnis atau marketer, sebaliknya jangan terlena oleh vanity metrics. Sebab, walau menyajikan traffic tinggi yang mengejutkan, traffic yang diasilkan vanity metrics sifatnya sementara dan tak bisa dijadikan bahan pengambilan keputusan. Sebagai gantinya, lebih baik kamu temukan KPI berdasarkan dua indikator, yaitu business goal dan marketing goal.
Sekian artikel dari Beken.id kali ini. Semoga bisa menjadi referensi bagi kamu para pelaku bisnis atau marketer. Sampai jumpa di artikel-artikel kami berikutnya!